Selamat datang Malang# 2


“ Yen ing tawang ono lintang cah ayu,aku ngenteni tekanmu. Marang mego ing angkoso nimas sun takokke pawartamu” . Sepenggal bait lagu yang sangat akrab ditelingga parto, yah potongan lagu campursari begitu merdu menggugah kalbu Parto, ia termenung meresapi tiap-tiap perpaduan irama semi gamelan karawitan dengan suara Ki Monthous, penyanyi dan pendiri legendaries campursari. Laksana pujian menyambut matahari lagu itu begitu tentram teresapi relung-relung hati parto.
Bunyi hp parto menyela parto menikmati pagi dengan irama campur sari, entah berapa lama nada dan lagu-lagu campursari itu telah hilang dari pendegarannya. Parto merogoh saku kemejanya untuk menjawab pangilan telepon yang beberapa saat telah berdering.
“ Assalammualaikum mas budi” jawab parto
“walaikum salam to, km d sebelah mana ?” Tanya mas budi
“Di dalam terminal mas bud,dikursi tunggu jurusan Surabaya”
“oh ya tunggu sebentar ngih,saya sudah diterminal ini,saya tak langsung menuju ke sana”
“baik mas”
Sambungan telepon terhenti dan parto kembali menikmati irama campursari dari sebuah bus yang sedang dibersihkan oleh awak bus setelah nempuh perjalanan dari luar kota.

“Parto, km parto kan?” Tanya seseorang lelaki usia 35-an
“Ia,saya parto mas bud”jawab parto sambil memandang lelaki itu yang tak lain adalah mas budi
Lelaki itu langsung memegang bahu parto dan mengoyang-goyangkan seperti tak percaya dengan sesosok tubuh parto yang ada didepannya
“ha ha ha….” Mas budi tertawa senang sambil mengusap-usap kepala parto
“wah to,saya sampai pangling sudah hampir duapuluh tahun lebih mas budi tidak melihatmu, kamu sekarang sudah tumbuh menjadi lelaki dewasa” mas budi mengamati keponakannya yang sudah lama tidak pernah dijumpainya
“hehehehehehe ia mas bud,sudah hampir 20 tahun saya pergi ke Denpasar ikut pak genthong”jawab parto sambil membetulkan rambutnya yang sudah diacak-acak oleh mas budi
“weh gaya pake dibetulin segala,gimana kabar mas genthong to”
“kabar baek mas bud,semua kluarga dibali sehat wal afiat”
“ayo mari to,kita langsung saja kerumah sambil ngobrol dan istirahat disana” pinta mas budi
“oh ya to..kenalin ini supri, supri ini yang selama ini membantu mas budi beraktifitas diwarung” mas budi menoleh kearah supri yang sedari tadi cengar cengir menyaksikan ulah paman dan keponakan yang sudah lama tidak ketemu
Parto mengulurkan Tanya yang disambut uluran tangan juga oleh supri
“saya parto,nama lengkapnya parto djoyo mangun dikaryo sastro manggolo”parto menyebutkan namanya dengan jelas
“saya supri mas, es u su pe re i pri,dibaca supri,hehehehehehe”jawaba supri sambil mengejakan namanya
Merekapun bergegas mengankut barang-barang bawaan parto dan pergi menuju area parkir.
Mas budi tertawa melihat tingkah polah parto dan supri, sepertinya mereka akan klop dan cocok bekerjasama mengambil alih warungku ,guman mas budi sambil menyetir mobil pulang kerumahnya.
Sepanjang perjalanan mereka banyak bercerita mengenai berbagai hal dari pengenalan beberapa nama jalan dan tempat di Malang sampai tukar informasi keadaan terahir di Denpasar.
Parto bahagia dan merasa senang karena menemukan kembali sahabat yang akan membuatnya tertawa dan berkeluh kesah, ia menemukan penganti jupri dengan supri dan nama mereka tidak terlalu jauh berbeda , senyuman mengembang dari wajah parto memikirkan hal tersebut sambil mengamati awan dan sinar matahari yang menerobos dari sela sela dedaunan, yah matahari yang sama seperti dulu waktu di Denpasar sering meneroboskan cahayanya dari daun-daun mangga hingga jatuh dihalaman warung
Begitulah perjalanan parto akhirnya singgah di kota Malang,sebuah kota yang cukup besar didaerah Jawa timur dan berada pada dataran tinggi sehingga udara disana cukup segar dan dingin.


Tinggalkan komentar